Biografi Juara Dunia Kedua Catur Emanuel Lasker
Gaya bermain Lasker bersifat universal. Ia tidak terbatas pada aturan atau hukum sekolah posisi Steinitz, sebaliknya ia menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel dan lebih maju dari zamannya. Lasker dapat melakukan segalanya dengan baik, dan mahir menjadi penyerang habis-habisan sekaligus pemain bertahan yang ulet. Ia mampu mengubah gayanya sesuai dengan lawannya.
Berikut adalah permainan menyerang yang luar biasa dari Lasker vs Euwe (satu tahun sebelum Euwe menjadi juara dunia). Setelah mengorbankan ratunya, kuda-kuda Lasker mendominasi papan dengan cara yang tak terlupakan:
Lasker belajar catur dari saudaranya, Berthold, pada usia 11 tahun. Ia tinggal bersama Berthold (yang merupakan salah satu dari sepuluh pemain teratas pada tahun 1890-an) selama masa remajanya di Berlin.
Pada tahun 1889, Lasker naik peringkat catur dengan cepat dengan memenangkan beberapa turnamen dan mendapatkan gelar masternya. Dari tahun 1890-1893, Lasker memenangkan banyak pertandingan melawan pemain-pemain top (Mieses, Bird, Blackburne, Showalter, dan lainnya). Selama kurun waktu yang sama, ia bermain sangat baik dalam berbagai turnamen. Lasker menempati posisi ke-2 dalam sebuah turnamen internasional di Amsterdam, memenangkan dua turnamen di London pada tahun 1892, dan mencetak rekor sempurna 13-0-0 untuk memenangkan turnamen New York tahun 1893.
Lasker
Lasker muda.
Foto: Wikimedia
Pada titik ini, ia menantang Tarrasch untuk bertanding. Tarrasch menolak tawaran pertandingan untuk melawan Lasker muda, dan menyarankan agar ia memenangkan beberapa turnamen internasional yang lebih besar sebagai gantinya. Setelah Tarrasch menolak tawarannya, Lasker mengirimkan tantangan kepada Juara Dunia Steinitz.
Juara Dunia
Steinitz menerima tantangan Lasker, dan keduanya sepakat bahwa pertandingan akan diadakan pada tahun 1894. Yang mengejutkan dunia catur, Lasker secara meyakinkan mengalahkan Steinitz dengan rekor 12-7 (10 menang, 5 kalah, 4 seri). Setelah mengalahkan Steinitz, Lasker menjadi juara dunia resmi kedua. Berikut adalah contoh permainan dari pertandingan tersebut di mana Lasker memberikan Steinitz (bapak catur posisional) beberapa pion yang hancur, lalu perlahan-lahan mengumpulkannya sebelum menukarnya menjadi permainan akhir yang menang: